Senin, 27 Februari 2012

Jalan Terjal kesuksesan Eka Tjipta




Dimasa ini, siapa yang tidak kenal dengan pengusaha sukses yang satu ini. Dengan Sinar Mas grupnya beliau menjelma menjadi salah seorang pengusaha terkaya di Indonesia maupun Asia Tenggara. Namun siapa yang menyangka bahwa kesuksesannya kini tidak terlepas dari perjuangan panjangnya dulu.


Biografi Eka Tjipta
Eka Tjipta Widjaja lahir di Coan Ciu, Fujian, Republik Rakyat Cina dengan nama Oei Ek Tjhong, 3 Oktober 1923 .ia berasal dari keluarga miskin sehingga menuntut keluarga mereka untuk hijrah kenegara lain guna merubah nasib.

Bersama ibunya Eka Tjipta hijrah ke Indonesia tepatnya ke Makassar tahun 1932 pada usia sembilan tahun untuk menyusul ayahnya yang terlebih dahulu berdagang di Makasar. Setelah perjalanan tujuh hari tujuh malam yang amat berat akhirnya ia tiba di Makasar, dan perjalanan hidupnya di dunia yang baru pun dimulai.

Perjuangan Awal Eka Tjipta
Tiba di Makassar, segera membantu ayahnya yang sudah lebih dulu tiba dan mempunyai toko kecil. Dua tahun kemudian, toko ayahnya maju. Setelah itu Eka pun bersekolah. Setelah tamat SD, ia tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi. Ia pun berusaha berjualan keliling kota Makassar dengan menjajakan biskuit dan kembang gula. Hanya dua bulan, ia sudah mengail laba Rp. 20, jumlah yang besar masa itu. Harga beras ketika itu masih 3-4 sen per kilogram. Melihat usahanya berkembang, Eka membeli becak untuk memuat barangnya. Dari langkah pertamanya ini kita bisa melihat kejelian seorang Eka Tjipta dalam melihat peluang serta mengambil resiko untuk mengembangkan usahanya, sesuatu yang luar biasa mengingat usianya yang kala itu masih sangat muda.

Namun ketika usahanya mulai berkembang, cobaan pada usahanya pun mulai datang yaitu ketika Jepang menyerbu Indonesia, usahanya hancur. Ia menganggur karena tak ada barang yang bisa dijual. Total laba Rp. 2000 yang ia kumpulkan susah payah selama beberapa tahun, habis dibelanjakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Mencoba lagi, dan lagi
Di tengah harapan yang nyaris putus, Ia menemukan tumpukan terigu, semen, gula, yang masih dalam keadaan baik yang hendak dibuang di sekitar Paotere yang dikuasai oleh tentara Jepang. Otak bisnis Eka segera berputar. Secepatnya ia kembali ke rumah dan mengadakan persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Ia merencanakan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang. Setelah sukses dengan warung makannya, Eka meminta izin untuk mengambil terigu, semen dan gula yang hendak dibuang tersebut lalu menjuallnya kembali. Dari usahanya itu dia meraup untung sangat besar.

Demi mengembangkan usahanya, Eka pun mulai berbisnis Kopra yang pada awal usahanya memperoleh keuntungan yang sangat besar, namun usahanya kembali kandas karena Jepang memonopoli perdagangan kopra melalui Mitsubishi. Semangat yang tidak ada habisnya kembali melecut Eka Untuk berbisnis Gula, namun lagi-lagi kandas karena harga gula yang tiba-tiba anjlok serta dagangan lainnya dijarah oknum Permesta.

Usaha yang tidak kenal lelahnya baru membuahkan hasil ketika Orde Baru tiba, Tjiwi Kimia, yang dibangun 1976, dan berproduksi 10.000 ton kertas sebagai awal kesuksesannya, lalu diikuti oleh perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau, mesin serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton. Perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektar berkapasitas 20 ribu ton dibelinya pula. Tahun 1982, ia membeli Bank Internasional Indonesia. PT Indah Kiat juga dibeli. Produksi awal (1984) hanya 50.000 ton per tahun. Sepuluh tahun kemudian produksi Indah Kiat menjadi 700.000 ton pulp per tahun, dan 650.000 ton kertas per tahun. Tak sampai di bisnis perbankan, kertas, minyak, Eka juga merancah bisnis real estate. Ia bangun ITC Mangga Dua, ruko, apartemen lengkap dengan pusat perdagangan.

Dari cerita beliau diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa untuk mencapai kesuksesan diperlukan kerja keras, kesabaran, serta peka terhadap lingkungan sekitar. Beliau merupakan salah satu contoh pengusaha yang mencapai kesuksesan dari nol. Semoga cerita hidup beliau bisa menginspirasi kita untuk lebih berusaha dalam mencapai cita-cita.

Sumber : Wikipedia,mirianto.com

0 komentar:

Posting Komentar